PENGARUH INTERAKSI
BELAJAR MENGAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI SEJARAH KEBUDAYAAN
ISLAM (SKI)
DI kelas vii MTs
AL-KHAIRIYAH TALANGPADANG
TAHUN PELAJARAN 2008/2009
BAB I
PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul
Untuk menghindari
kesalah pahaman, maka sebelum berbicara lebih lanjut penulis akan menjelaskan
istilah-istilah yang terdapat dalam judul skripsi ini :
“PENGARUH
INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI SEJARAH
KEBUDAYAAN ISLAM (SKI) DI KELAS VII MTs
AL-KHAIRIYAH TALANGPADANG TAHUN PELAJARAN 2008/2009”
Maka penulis
merasa perlu untuk memperbaiki penegasan sebagai berikut :
1.
Pengaruh
Pengaruh adalah “Daya yang ada atau timbul dari
sesuatu benda, oarng yang turut menentukan keadaan, watak, kepercayaan, dan
sebagainya.”
Jadi yang dimaksud dengan pengaruh disini adalah efek
yang ditimbulkan oleh suatu proses interaksi belajar mengajar dalam bidang
studi sejarah kebudayaan islam.
2.
Interaksi Edukatif
Interaksi Edukatif adalah “terjadinya hubungan timbale
balik antara guru (pendidik) dan peserta didik (murid) dalam suatu system pengajaran”
.
Jadi yang dimaksud dengan interaksi edukatif adalah
hubungan yang dinamis anatara guru dengan siswa dalam pembelajaran untuk
mencapai tujuan.
3. Proses Belajar Mengajar
Proses dalam kamus
besar bahasa Indonesia berarti : “Runtunan perubahan (peristiwa) dalam
perkembangan sesuatu”
Dalam kamus besar
bahasa Indonesia Belajar adalah : “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”
Sardiman menyebutkan bahwa ”Belajar
dilihat dalam arti luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik
menuju ke perkembangan pribadi yang seutuhnya, kemudian dalam arti sempit
belajar dapat diartikan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang
merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknha kepribadian seutuhnya”.
Berdasarkan
pendapat di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa belajar merupakan suatu
usaha seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan
meliputi perubahan aspek kognitif, afektif dan psikomotor, dan perubahan itu
diperoleh dari latihan atau pengalaman dari lingkungan.
Mengajar
dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah : ”Memberikan pelajaran”
Sedangkan menurut Sardiman
AM menyebutkan :
“Mengajar dalam
pengertian yang luas. Suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan
sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak, sehingga terjadi proses belajar.”
Dari pendapat mengajar tersebut di
atas maka pengertian mengajar adalah suatu aktivitas seorang guru yang
memberikan pelajaran kepada anak didiknya.
Jadi proses belajar mengajar adalah Runtunan perubahan (peristiwa) dalam
perkembangan usaha
seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang
diberikan oleh guru kepada anak didik.
4. Prestasi Belajar
Menurut Oemar Hamalik, fungsi utama evaluasi adalah untuk menentukan
hasil-hasil urutan pengajaran yang bertalian langsung dengan penguasaan
tujuan-tujuan yang menjadi target pengajaran.
Menurut Kamus besar bahasa Indonesua bahwa prestasi adalah
“hasil yang telah dicapai”
Jadi
prestasi belajar adalah pencapaian hasil belajar siswa yang berupa penghargaan atau nilai yang
diperoleh setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar yang diberikan oleh guru
5. Bidang Studi Sejarah
Kebudayaan Islam
Bidang menurut
kamus besar bahasa Indonesia adalah ”segi pandang atau aspek”. Sedangkan Studi adalah penelitian ilmiah, kajian atau telaahan”
Jadi bidang studi
mengandung arti segi pandang atau aspek suatu penelitian ilmiah.
Sejarah Kebudayaan
Islam adalah ilmu yang berusaha menggali peristiwa-peristiwa masa lalu
Sejarah Kebudayaan
Islam disini disebutkan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Madrasah
yang menceritakan peristiwa Islam pada masa lalu.
Dari pengertian di
atas Bidang Studi Sejarah Kebudayaan Islam adalah segi pandang atau aspek suatu penelitian ilmiah
tentang peristiwa Islam pada
masa lalu.
6.
MTs. Al-Khairiyah Talangpadang
MTs. Atau Madrasah Tsanawiyah Yaitu suatu lembaga
pendidikan agama setingkat dengan sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP)
Al-Khairiyah adalah nama suatu lembaga atau yayasan
yang ada di desa sinarbanten kecamatan talangpadang kabupaten tanggamus yang
berpusat di Citangkil Kodya Cilegon Banten.
Talangpadang adalah nama suatu wilayah yang berada di
Kabupaten Tanggamus.
Berdasarkan pada uraian tesebut d iatas maka dapat
disimpulkan bahwa MTs. Al-Khairiyah Talangpadang adalah Suatu lembaga
pendidikan agama yang setingkat dengan SLTP yang mempunyai yayasan yaitu
Al-Khairiyah yang berada di Desa Sinarbanten dan di dalam wilayah Kabupaten
Tanggamus, yang menjadi tempat penelitian penulis
B. Alasan Memilih Judul
Adapun alasan atau
pertimbangan yang mendasari penulis memilih judul adalah sebagai berikut :
1. Kurang meningkatnya prestasi
belajar siswa terhadap bidang studi sejarah kebudayaan islam harus diteliti dan
ditelaah untuk mencari faktor-faktor penyebabnya, sehingga dapat dicapai jalan
keluar guna meningkatkan efektifitas proses belajar mengajardan dapat
tercapainya prestasi belajar siswa yang lebih optimal.
2. Proses belajar mengajar di
madrasah tsanawiayah al-khairiayah talangpadang telah dilakukan secara optimal
agar prestasi siswa dapat meningkat dengan menerapkan interaksi edukatif dalam
proses belajar mengajar namun hasilnya belum sesuai dengan yang diharapkan sehingga perlu diteliti faktor-faktor
penyebabnya.
3. Mengingat betapa pentingnya bidang
studi sejarah kebudayaan islam untuk terus diajarkan dan diintensifkan proses
pembelajarannya kepada siswa dalam membekali pengetahuan, pengalaman dan kesadaran
dalam pengamalan kehidupan sehari-hari baik disekolah maupun di masyarakat.
C. Latar Belakang Masalah
Setiap
negara menentukan sendiri dasar tujuan pendidikan dinegaranya, hal in sangat
ditentukan oleh bentuk dan corak falsafah yang dianut oleh bangsa dan negara
tersebut. Sebagimana tujuan pendidikan nasional, yang tercantum dalam
Undang-Undang republik Indonesia No. 2 tahun 1989 tentang sisitem pendidikan
nasional yaitu:
“mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti yang luhur,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan.”
Untuk
mewujudkan tujuan tersebut, harus ditempuh melalui proses pendidikan dan
pengajaran dalam pendidikan formal, yaitu dengan mengikuti proses interaksi
belajar mengajar.
Menciptakan suatu pendidikan yang baik dan
efektif tidak akan terlepas dari kegiatan belajar mengajar yang dirumuskan oleh
guru untuk menyampaikan materi pelajaran, dalam kegiatan belajar mengajar perlu
perhatikan tingakat keberhasilan
(prestasi) peserta didik dalam menangkap ilmu yang disampaikan oleh pendidik
agar sesuai dengan materi yang akan disampaikan atau diberikan. Dengan demikian
tujuan yang akan dicapai atau diinginkan dalam pengajaran tersebut mudah
tercapai.
Selain itu
perlu di perhatikan agar apa yang didapatkan siswa dari hasil belajar lebih
permanen atau bertahan lama dalam ingatannya. Maksudnya, siswa tidak mudah
melupakan apa yang diperolehnya sebagai hasil belajar. Hal ini, sangat penting
karena materi pelajaran yang disusun berdasakan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) yang sebelumnya telah dibuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang sudah tersusun dan sistematis.
Dalam
melaksanakan tugasnya sehari-hari tentu saja seorang guru ingin selalu berhasil
dalam pengajarannya. Semua ilmu pengetahuan, kecakapan dan keterampilan yang
diajarkan kepada siswanya diharapkan dapat diterima, dicamkan, diingat dan
diproduksikan oleh siswa. Bukanlah hal yang mudah untuk memperoleh hasil
pengajaran seperti harapan yang telah dicita—citakan oleh guru. Mengajar suatu
pelajaran meminta guru suatu usaha yang memerlukan pengorganisasian yang matang
dari semua komponen dalam suatu situasi belajar mengajar.
Komponen
itu adalah tujuan, materi, metode, perlengkapan, media dan alat evaluasi dalam
kegiatan belajar mengajar, komponen tersebut memegang peranan yang sangat
penting.
Berdasarkan
pra penelitian yang penulis lakukan pada siswa kelas VII semester Genap MTs.
Al-Khairiyah Talangpadang Tahun
Pelajaran 2008/2009 dengan mewawancarai salah satu guru mata pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam kelas VII di sekolah tersebut di peroleh informasi bahwa
kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam telah
berjalan lancar, pemberian materi pelajaran sesuai dengan Kurikulum KTSP mata
pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.
Begitu
pula dengan penyediaan sarana prasarana berupa perpustakaan serta buku-buku
pokok dan buku penunjang pelajaran bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam cukup
memadai. Guru bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam di madrasah tersebut pun
memilki kualifikasi yang memadai.
Untuk
selanjutnya diadakan pra survey terhadap 138 orang siswa kelas VII yang terdiri
dari kelas VII.a = 45 orang siswa, kelas VII.b = 47 orang siswa, dan kelas
VII.c = 46 orang siswa, untuk melakukan penjajakan awal yang hasilnya dapat
ditunjukkan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 1
Interaktif Edukatif
dan prestasi Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
Kelas VII MTs
Al-Khairiyah Talangpadang
Tahun Pelajaran
2008/2009
NO
|
Nama Siswa
|
Interaksi Belajar
|
Prestasi Belajar
|
1
|
Alisha
Fitriyani
|
Tinggi
|
80
|
2
|
Deni
Hardiansyah
|
Tinggi
|
75
|
3
|
Endang
|
Tinggi
|
60
|
4
|
Fatimah
|
Tinggi
|
50
|
Bersambung ……
Lanjutan Tabel 1
5
|
Galuh Putra
Pratama
|
Tinggi
|
60
|
6
|
Indah Sari
|
Tinggi
|
80
|
7
|
Jauzah
Hanifah
|
Tinggi
|
60
|
8
|
Kania
Novita
|
Tinggi
|
50
|
9
|
Nasrofi
|
Tinggi
|
60
|
10
|
Piska
Yusita
|
Tinggi
|
50
|
Sumber : Pengamatan Pra survey terhadap 10 orang siswa
Keterangan :
Tinggi : nilai 80 interaksi belajar cukup tinggi dan prestasi belajar
memuaskan
Sedang : nilai 60-70 interaksi belajar cukup tinggi dan prestasi belajar
cukup
Kurang :
nilai 50 interaksi belajar cukup tinggi dan prestasi belajar kurang
Dari keterangan di
atas dapat dijelaskan bahwa nilai tinggi diperoleh karena pengaruh interaksi
multi arah yaitu, interaksi antara guru dengan murid, dan murid dengan murid,
sedangkan nilai cukup diperoleh karena pengaruh interaksi dua arah yaitu interaksi
antara guru dan murid, serta nilai kurang diperoleh karena pengaruh interaksi
satu arah yaitu guru saja.
Dari tabel di atas
maka nampak jelaslah bahwa interaksi edukatif dalam proses belajar mengajar
mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) tersebut telah dilaksanakan.
Adapun dari segi prestasi yang dicapai siswa MTs. Al-Khairiyah Talangpadang
dalam mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) sebagaimana dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 2
Nilai Semester
Ganjil Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
Di Kelas VII
MTs Al-Khairiyah Talangpadang Tahun Pelajaran 2008/2009
No
|
Nilai
|
Jumlah
|
Persen
|
1
|
70
|
-
|
-
|
2
|
60
|
5
|
3.62%
|
3
|
50
|
45
|
32.61%
|
4
|
40
|
64
|
46.38%
|
5
|
30
|
14
|
10.14%
|
6
|
20
|
10
|
7.25%
|
|
JUMLAH
|
138
|
100%
|
Sumber : Analisa hasil ulangan harian pada MTs.
Al-Khairiyah Talangpadang
Dari tabel
tersebut dapat disimpulkan bahwa yang mendapat nilai 70 tidak ada, nilai 60
sebanyak 5 orang (3,62 %), nilai 50 sebanyak 45 orang (32,61 %) nilai 40
sebanyak 64 orang (46,38 %), nilai 30 sebanyak 14 orang (10,14 %), nilai 20
sebanyak 10 orang (7,25 %) dengan demikian jelaslah bahwa siswa MTs.
Al-Khairiyah Talangpadang dalam bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam masih
rendah. Berdasarkan standar nilai sebagai berikut :
a. 10 : Istimewa
b. 90 : Lebih baik
c. 80 : Baik
d. 70 : Lebih dari cukup
e. 60 : Cukup
|
f. 50 : Kurang
g. 40 : Kurang sekali
h. 30 : Buruk
|
Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa interaksi edukatif belajar mengajar yang telah
dilaksanakan dalam mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ternyata belum
berhasil sehingga penulis merasa perlu untuk meneliti lebih lanjut.
D.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
identifikasi masalah maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut
“adakah pengaruh interaksi belajar
mengajar terhadap prestasi belajar bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Di Kelas VII MTs Al-Khairiyah Talangpadang Tahun
Pelajaran 2008/2009.
E.
Hipotesis
“Hipotesis adalah
dugaan yang mungkin benar atau mungkin juga salah, dia akan ditolak jika salah
atau palsu dan akan diterima jika fakta-fakta membenarkannya”
Menurut
Suharsimi Arikunto
“Hipotesis
harus didukung dengan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli atau hasil
penelitian yang relevan”
Berdasarkan
pengertian di atas maka hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini
adalah ada pengaruh interaksi belajar
mengajar terhadap prestasi belajar bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Di Kelas VII MTs Al-Khairiyah Talangpadang Tahun
Pelajaran 2008/2009.
F.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.
Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui interaksi belajar mengajar bidang studi
Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Di Kelas
VII MTs Al-Khairiyah
Talangpadang Tahun Pelajaran 2008/2009.
b. Untuk mengetahui prestasi belajar bidang studi Sejarah
Kebudayaan Islam (SKI) Di Kelas
VII MTs Al-Khairiyah
Talangpadang Tahun Pelajaran 2008/2009.
c. Untuk Mengetahui pengaruh interaksi belajar mengajar terhadap
prestasi belajar bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Di Kelas VII MTs Al-Khairiyah Talangpadang Tahun Pelajaran 2008/2009.
2.
Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna ;
a.
Sebagai Informasi tentang proses belajar
mengajar bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam bagi para pendidik.
b.
Sebagai sumbangan pemikiran dalam rangka
meningkatkan keberhasilan proses interaksi edukatif dalam pembelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam.
c.
Dengan adanya penelitian ini menambah
wawasan atau pengetahuan bagi penulis khususnya dalam menyusun skripsi untuk
menyelesaikan studi di STAI Ma’arif Metro – Lampung.
G.
Metode Penelitian
Dalam metode penelitian ini penulis akan menguraikan
tentang jenis dan sifat penelitian, Metode sampling dan populasi.
1.
Jenis dan Sifat penelitian.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kancah atau
lapangan, (field research) yang berusaha secara maksimal mengungkapkan fakta,
lapangan dan kuantitatif melalui metode ilmiah dengan teknik pengumpulan data
maupun analisis data yang jelas pula.
Sedangkan sifat penelitiannya adalah penelitian
kualitatif yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah “prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati”
Dengan demikian dapat disimpulkan penelitian ini
adalah penelitian kuantitatif yang dapat diartikan sebagai penelitian lapangan
yang berusaha untuk mengungkapkan gejala atau fenomena suatu objek tertentu
sekaligus untuk mengembangkan atau mendeskripsikan fenomena tertentu.
2.
Populasi
Populasi Menurut Hadari Nawawi dalam Metodologi
Penelitian Pendidikan yang dikutip oleh S Margono
“Populasi adalah keseluruhan objek penelitian, yang terdiri
dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala nilai tes atau
peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu
dalam suatu penelitian.”.
Populasi Menurut Suharsimi Arikunto
“Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian,
apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah
penelitian, maka penelitiannya adalah penelitian populasi, studi atau
penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus
Berdasarkan pendapat
di atas maka yang dimaksud dengan populasi
adalah sejumlah individu yang
diteliti dalam suatu penelitian, sehingga penulis menentukan populasi
penelitian ini adalah seluruh Siswa Kelas
VII yang berjumlah 138 siswa di MA Al-Khairiyah ditambah satu guru bidang studi
Sejarah Kebudayaan Islam jadi penelitian ini adalah penelitian yang lebih dari
100 orang, semua populasi akan diteliti
3. Metode Sampling
Dalam suatu penelitian, sering berhadapan dengan
populasi yang banyak. Adapun pengertian dari metode sampling adalah “Memilih
sejumlah tertentu dari keseluruhan populasi.”
Dalam pengertian yang lain metode sampling adalah
“cara atau teknik yang digunakan untuk mengambil sample.”
Dari kedua definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa
metode sampling adalah suatu cara dalam mengambil sample dari populasi sehingga
contoh tersebut mewakili seluruh populasi.
Sedangkan pengertian populasi itu sendiri adalah
“jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau individu-individu yang
karakteristiknya hendak diduga.”
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah
seluruh siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Al-Khairiyah Sinarbanten
Talangpadang Selanjutnya dalam menetapkan besar kecilnya sample penulis
berpedoman pada pendapat Suharsimi Arikunto sebagai berikut :
“Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila jumlah subjek
kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitian ini merupakan
penelitian populasi, selajutnya jika subjeknya lebih besar dapat diambil antara
10 – 15 % atau 20 – 25 % atau lebih.”
Berdasarkan keterangan tersebut, maka penulis
mengambil sample sebesar 25% dari jumlah populasi yang ada yaitu terdiri dari
kelas VII.a = 45 siswa, kelas VII.b = 47 siswa dan kelas VII.c = 46 siswa,
dengan jumlah seluruh 138 siswa yaitu 138 x 25/100 = 34,5 dibulatkan menjadi 35
dengan perincian sebagai berikut :
Table 3
Jumlah Prosentase Sampel Berdasarkan Populasi
No
|
Kelas
|
Populasi (25%)
|
Jumlah Sampel
|
Pembulatan Sampel
|
1
|
VII.a
|
45
x 25
100
|
11,25
|
11
|
2
|
VII.b
|
47
x 25
100
|
11,75
|
12
|
3
|
VII.c
|
46
x 25
100
|
11,5
|
12
|
Jumlah
|
|
34,5
|
35
|
3.
Metode Pengumpulan Data.
a.
Metode Observasi.
Menurut S. Margono pengertian observasi adalah “Pengamatan
dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek
penelitian.
Berdasarkan pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa observasi adalah
melaksanakan pengamatan kepada objek yang akan diselidiki dengan sistematis.
Metode ini digunakan sebagai penunjang untuk mengamati dan mengadakan
pencatatan tentang jumlah siswa dan guru, mengamati tentang prestasi belajar
siswa yang dialaksanakan di tempat penelitian.
Adapun yang menjadi sasaran dari metode ini adalah Kepala Sekolah, Kepala
Staf Tata Usaha, Guru bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam (SKI).
b.
Metode Interview
Metode Interview adalah alat pengumpul informasi
dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara
lisan pula, ciri utama dari interview adalah kontak langsung dengan tatap muka
antara pencari informasi dengan sumber informasi untuk memperoleh informasi
yang tepat dan objektif.
Dari kutipan tersebut maka Metode Interview merupakan
suatu metode yang dilakukan penelitian untuk mengumpulkan suatu keterangan,
fakta atau data melalui tanya jawab langsung atau berhadap muka dengan orang
yang dibutuhkan, metode ini di tujukan kepada guru Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), kepala
sekolah dan Siswa guna mengetahui tentang proses belajar mengajar.
c.
Metode Kuesioner
Yang dimaksud kuesioner adalah proses pengumpulan data
dengan cara memberikan daftar pertanyaan kepada responden agar dijawab sesuai
dengan petunjuk yang diberikan.
Jenis kuesioner yang dipakai di dalam penelitian ini
adalah kuesioner langsung dan tak langsung . Kuesioner langsung yaitu “daftar
pertanyaan yang diajukan kepada seseorang untuk meminta keterangan kepada
dirinya sendiri”.
Kuesioner tak langsung adalah “daftar pertanyaan yang ditujukan kepada
seseorang untuk meminta keterangan untuk orang lain”
Kuesioner ini ditujukan kepada siswa untuk memperoleh
data : interaksi aktif proses belajar mengajar bidang studi Sejarah Kebudayaan
Islam (SKI) serta kondisi aktifitas siswa dalam mengikuti proses belajar
mengajar.
d.
Metode Dokumentasi
Dokumentasi
berasal dari kata dokumen yang berarti barang-barang tertulis. Didalam
penggunaan metode dokumentasi peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti
buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan notulen rapat, agenda, catatan
harian dan sebagainya.
Melalui
metode ini peneliti dapat mengungkapkan dengan catatan sejarah singkat MTs.
Al-Khairiyah Talangpadang, keadaan sarana prasarana gedung, keadaan guru dan
prestasi belajar siswa maupun benda-benda lain yang dapat dicatat dan
dilaporkan dalam penelitian ini secara lengkap data mendetail
4.
Metode Analisis Data
Untuk mengetahui analisis data kualitatif
berupa angka-angka yang diperoleh melalui test maka
peneliti menggunakan Rumus Product Moment dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
rXY :
Angka indeks korelasi “r” Product Moment
n : Number of Cases
(jumlah siswa diteliti)
åXY : Jumlah hasil perkalian skor X dan Y
åX :
Jumlah skor X